At Least You Still Have Me

hallo~ hello world 🙂 annyeonghaseyo~ *pyuhh* comeback lagi dengan FF (fanfiction) ku yang kedua *mengingat remember me?? itu milik dongsaengku* sama seperti FF pertamaku, I Can’t Go Without You, FF keduaku ini ku buat karena mengikuti sebuah lomba fanfic 🙂 tapi, nasibnya sama kayak FF pertamaku, sama-sama belum menang 😀 kekekekeke~ but, gwaenchana…. karena aku mau terus menulis FF sesuai keinginanku. Soalnya, aku juga mau jadi penulis. Semoga, lewat FF ini, aku bisa menyalurkan bakat menulisku yang mungkin masih tersembunyi *hehehehe* hmm, terima kasih banyak buat yang udah baca + ngoment/ ngritik/ nyaran 🙂 semoga aku bisa menulis FF terus! *

nb : ada dua kata yang aku ubah dari naskah asli (marga Victoria) *dalam naskah asli “Jung” disini “Lee” agar sesuai dengan cerita*

Title : At Least You Still Have Me

Author : dbling826 (Dian Maharani)

Length : Oneshot

Genre : Romance, sad

Casting :

as Victoria

as Nichkhun

as Krystal (kalo dewasa) 🙂

as Eunhyuk (kalo dewasa) 🙂

(ki-ka) as Seulong dan Jinwoon

(ki-ka) as Jo Kwon dan Ga In

as Lee Jinki

Yeobo1~ Jangan tinggalkan aku sendiri. Kita harus membesarkan Krystal dan calon anak kita. Yeobo! Kau harus sadar! Harus!” teriak seorang perempuan muda penuh airmata yang berusia sekitar 23 tahun sambil mengguncang tubuh suaminya yang sudah tak bernyawa.

***

tiga tahun kemudian . . .

“Ayo, Krystal. Sebentar lagi warung eomma2 harus buka. Pagi ini hari pertama sekolah. Pasti banyak pengunjung. Hari ini juga hari pertamamu di sekolah, bukan? Ayo cepat” perintah Victoria pada Krystal, putri sulungnya. Setelah libur panjang, hari ini adalah hari pertama sekolah di tahun ajaran baru. Hari ini juga hari pertama Krystal di sekolah. Victoria cukup kewalahan. Selain mengurus Krystal yang akan mulai bersekolah hari ini, dia juga harus menyiapkan berbagai hal untuk warung sarapannya. Untunglah dia mempunyai dua orang pegawai yang sudah memsak dan siap membantu di warung sarapannya yang berada di tengah pusat kota Seoul. Untuk ukuran Seoul, warung sarapan Vic tidak ada apa-apanya. Namun, rasa sarapan yang mashita3 dan pelayanan memuaskan yang diberikan Vic dan dua orang pegawainya membuat pelanggan selalu bertambah hampir tiap pagi.

“Tapi, ini terlalu pagi, eomma. Aku masih ngantuk” bantah Krystal malas-malasan keluar dari kamar hanya memakai kaus dalam. Perkataannya kadang tidak sesuai dengan anak seusianya. Ya, Krystal masih berumur 5 tahun. Tapi, keadaanlah yang memaksanya sehingga tumbuh lebih cepat dibanding anak-anak seusianya.

“Sudahlah. Segera pakai seragammu dan habiskan sarapanmu. Kau akan pergi bersama Seulong dan Jinwoon oppa4 pagi ini” ucap Vic sambil membereskan meja makan sehingga yang tersisa hanyalah sarapan Krystal dan sarapan Eunhyuk yang setengah habis.

“Eunhyuk, habiskan nasimu. Eomma mungkin tidak sempat memberimu camilan nanti siang. Kau nanti jangan rewel, ya” lanjut Vic lalu berjalan masuk ke kamar dan keluar dengan menjenjeng tas yang berisi perlengkapannya dan Eunhyuk selama berada di warung nanti.

Ne5, eomma” jawab Eunhyuk sambil mengunyah nasinya dengan lahap. Melihat itu, Vic memeluk tubuh kecil Eunhyuk dari belakang.

“Ahh, kau sangat pengertian” ucapnya sambil mengacak-acak rambut putra kecilnya itu.

“Aku kan tidak jahat seperti noona6” seru Eunhyuk sambil menatap noonanya, jahil.

“Aku bukan jahat, pabo7. Ini terlalu pagi pergi ke sekolahku. Guruku pun pasti masih di rumahnya masing-masing. Lagi pula, aku tidak mau pergi bersama Seulong dan Jinwoon oppa. Mereka itu selalu mengganggu kakak wanita dari sekolah lain yang mereka temui di tengah jalan” gerutu Krystal sambil merapikan rambutnya.

“Darimana kau tau kalau mereka selalu mengganggu kakak wanita dari sekolah lain? Ini kan hari pertamamu sekolah?” tanya Vic heran.

“Aku selalu melihatnya saat aku bermain dengan temanku di taman sana. Mereka itu genit sekali” ujar Krystal seraya menunjuk taman dekat apartemen kecil mereka.

“Itu biasa sayang. Mereka sudah dewasa” ucap Vic lembut mengambil alih Krystal menguncir rambutnya.

Appa eodinde8, eomma? Kenapa dia tak tinggal bersama kita?” tanya Eunhyuk dengan polosnya membuat Vic menghentikan sejenak pekerjaannya, lalu menatap Eunhyuk yang masih terduduk di meja makan. Eunhyuk waktu itu belum lahir. Jadi, jelas tidak tahu apa yang menimpa keluarganya beberapa tahun lalu.

“Sudahlah. Ayo, kita berangkat. Sudah jam enam lewat” seru Vic melewatkan pertanyaan anak lelakinya.

“Tapi, aku belum sarapan” tolak Krystal.

“Nanti eomma suruh Seulong oppa membelikanmu roti”

***

Annyeonghaseyo9, ahjumma10. Pagi ini, jadi Krystal yang imut ini pergi bersama kami?” tanya Jinwoon, pemuda kelas 3 SMA yang tinggal di sebelah kanan apartemen kecil mereka.

“Ah, Ne. ini, tolong belikan roti untuknya. Krystal belum sempat sarapan” ujar Vic ramah sambil menyerahkan ratusan won pada Jinwoon.

“Siip!” seru Jinwon sambil mengacungkan jempolnya.

Annyeonghaseyo, Vic ssi11” ujar Jo Kwon, tetangga sebelah kiri mereka.

“Ahh, Annyeonghaseyo” ujar Vic sembari menundukkan kepalanya. “Annyeonghaseyo, Ga In ssi” lanjut Vic ketika melihat Ga In, istri Jo Kwon yang berdiri di belakang Jo Kwon.

“Hari ini Krystal akan masuk TK, bukan?” tanya Jo Kwon sambil memegang kepala Krystal.

“Iya. Tak terasa dia sudah semakin dewasa. Oh, iya. Aku pesan daging 2 kg, ya. Nanti malam aku ambil” ucap Vic sambil tersenyum ramah.

“Baiklah. Kami duluan, ya. Pelanggan sudah banyak yang menunggu di kios” pamit Ga In sambil membungkukkan badannya.

“Kalau begitu, eomma juga pergi ya, Krystal. Tolong di antar sampai kelas, ya Jinwoon” pesan Vic sebelum dia benar-benar pergi meninggalkan teras apartmen pemuda usia belasan itu.

“Tenang saja, ahjumma. Krystal akan baik-baik saja ditanganku dan Seulong”

***

Kamsahamnida12~ Jangan lupa kembali” seru Vic pada pelanggannya yang baru saja selesai makan. Sudah cukup siang. Eunhyuk berada di ruang istirahat sebelah dapur sambil memainkan robotnya. Dua pegawai Vic sudah pulang. Jadwal mereka hanya dari jam tiga pagi hingga sepuluh pagi karena tugas mereka hanya memasak dan membantu Vic melayani pembeli pada jam-jam sangat padat pembeli, antara jam setengah tujuh sampai jam sembilan pagi.

“Ayo, Eunhyuk! Kita jemput noonamu. Semalam, eomma janji akan menjemputnya. Eomma rasa, kelas noonamu baru saja usai. Kita tutup lebih awal saja” ucap Vic sambil mencuci piring makan pelanggan tadi. Jam menunjukkan pukul sebelas siang. Sudah tidak ada orang lagi yang akan sarapan jam segini.

Annyeonghaseyo. Permisi!” terdengar teriakan seorang pria dari luar warung sarapan Vic.

“Maaf. Kami baru saja…” ucapan Vic terhenti ketika melihat seorang pria masuk sambil menggendong Krystal yang sedang menangis.

“Victoria??” gumam pria itu ragu. Vic tertegun. Pria itu mengenalnya. Memang, wajah pria itu sedikit familiar dipikiran Vic, dan Vic berusaha mengingat-ingat pria itu. Tapi, belum bisa.

Aigo13! Kau apakan anakku?!” tanya Vic setengah berteriak sambil mengambil Krystal dari gendongan pria itu.

Mianhamnida14, nona. Aku… aku hampir saja… menabrak anakmu tadi. Jeongmal mianhamnida15” ucap pria itu dengan nada penuh penyesalan.

“Ya Tuhan! Kau tak apa-apa kan, nak?” tanya Vic cemas sambil memeriksa seluruh tubuh putri semata wayangnya.

“Aku… aku hanya kaget, eomma. Mobil ajuhssi16 ini… mengagetkanku…” ucap Krystal terbata disela tangisannya.

“Ahh, syukurlah” desah Vic sambil mendekap erat anaknya.

“Kau kenapa noona?” tanya Eunhyuk berlari kecil keluar dari dapur.

Noona tidak apa-apa” jawab Krystal yang tak menangis lagi. Namun, matanya masih basah.

“Kau menangis?” tanya Eunhyuk lagi.

“Tidak. Aku kan perempuan perkasa” seru Krystal sambil menyeka airmatanya.

“Maaf. Apa perlu ku antar ke rumah sakit untuk memeriksa anakmu? Aku takut ada luka dalam atau sebagainya” tanya pria yang mengantar Krystal ragu. Ia takut tawarannya membuat tersinggung Vic.

“Ah, kamsahamnida. Mengantar Krystal pulang sudah cukup bagiku. Untunglah dia tidak apa-apa. Aku hanya takut kehilangan Krystal. Aku tak tahu harus berbuat apa kalau terjadi sesuatu padanya” terang Vic cemas. “Duduklah sebentar. Aku buatkan teh untukmu”

“Maaf sebelumnya. Apa kau Victoria?” tanya pria itu menghentikan langkah Vic menuju dapur.

“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” Vic balik bertanya.

“Hey! Ini aku. Nichkhun, teman sekelasmu waktu SMA” jelas pria itu sambil tersenyum. Victoria mencoba mengingat masa lalunya. Terbang ke 8 tahun silam saat ia masih duduk di bangku SMA.

“Nichkhun ssi? Anak presiden itu?” tanya Vic tak percaya. Pria yang hampir saja menabrak dan mengantar anaknya pulang adalah teman SMAnya yang sudah lama tak berjumpa. Semasa SMA, Vic menyimpan hati pada Nichkhun. Namun, ia tak berani mengungkapkan perasaannya. Tabu saat itu bila perempuan menyatakan perasaan pada laki-laki. Belum lagi tersebar gossip Nichkhun akan dijodohkan setelah lulus SMA dengan putri keturunan Kerajaan Korea. Tentu saja ini membuatnya mundur sebelum melangkah, mengingat dia berasal dari kalangan bawah yang dapat dikategorikan tidak sejajar dengan kedudukan Nichkhun saat itu.

“Hey! Jangan bicara seperti itu. Aku tak enak” seru Nichkhun tersenyum sedikit.

Ajusssi ini teman eomma?” Krystal menghampiri eommanya.

“Ahh, tidak kusangka kita akan bertemu lagi karena anakmu. Kapan kau menikah? Kenapa tak memberi tahuku?” tanya Nichkhun sambil memangku Krystal.

“Bagaimana bisa aku memberi tahu orang yang ku sukai? Aku tidak mau melukai perasaanku sendiri walau aku sudah menemukan penggantimu, khunnie17” gumam Vic dalam hati.

“Mana suamimu? Apa aku mengenalnya?” lanjut Nichkhun. Vic tertunduk mendengar pertanyaan Nichkhun yang terakhir.

Wae18? Ada apa Vic?” tanya Nichkhun penasaran.

“Dia meninggalkan kami beberapa tahun yang lalu” jawab Vic menahan tangis. “Dia meninggalkan kami bertiga selamanya” airmata Vic tak bisa ditahan lagi pun jatuh.

Eomma. Kenapa menangis? ulji malayo19, eomma” ucap Eunhyuk khawatir melihat eommanya menangis.

“Ahh, anniyo20~ eomma baik-baik saja. Eomma terlalu bahagia. Ahjussi ini teman lama eomma” jelas Vic sambil menyeka airmatanya. “Ayo perkenalkan diri” ucap Vic tersenyum pada kedua anaknya.

Annyeonghaseyo, ahjussi. Krystal imnida21” seru Krystal memperkenalkan dirinya.

Annyeonghaseyo, ahjussi. Eunhyuk imnida” Eunhyuk tak kalah heboh memperkenalkan dirinya.

“Anak-anak yang cerdas” ujar Nichkhun mengacak-acak rambut anak Vic.

Tak terasa petang menjelang. Vic dan Nichkhun terlibat obrolan panjang siang itu. Setelah menutup warung, mereka terlibat dalam obrolan ringan. Mengenang masa lalu yang indah. Saat mereka sering jalan-jalan ke game center22. Olahraga di sport center23 dekat sekolah mereka. Pulang bersama, meski selalu Nichkhun yang mengantar Vic, karena Nichkhun selalu dijemput.

“Kenapa kau tiba-tiba menghilang setelah kelulusan?” tanya Nichkhun tiba-tiba.

“Ahh, appaku sakit keras. Kasihan eomma bekerja sendiri di kebun” jelas Vic.

“Kenapa tak memberi tahuku? Aku kan bisa membantumu saat itu. Aku kebingungan mencarimu saat itu. Kau tak pernah memberi tahu alamatmu padaku di Pusan. Nomor ponsel pun kau ganti. Aku sangat panik saat itu”

“Maaf tak memberitahumu. Aku sangat galau saat itu. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan saat itu”

“Kau sungguh telah menikah?” tanyanya lagi.

“Ya. Mereka anak-anakku. Sayangnya, suamiku tak bisa menemaniku membesarkan mereka” ucap Vic berkaca-kaca. Teringat kejadian masa lalu yang telah merenggut nyawa suaminya. “Dia kecelakaan” lanjutnya berusaha tegar.

“Saat itu kan sudah di Seoul, kan? Kenapa tak menghubungiku?”

“Aku kehilangan alamatmu. Sejak appa meninggal, hidup kami serba kekurangan. Makanya aku memutuskan menikah dengan Lee Jin Ki. Agar eomma tak lagi menanggung hidupku. Jin Ki pemuda yang baik dan pengertian. Aku sangat mencintainya. Tapi, ntah mengapa Tuhan menghendaki yang lain. Aku sangat depresi kala itu. Sejak appa meninggal, tak ada yang bisa melindungiku dan keluargaku selain dirinya” airmata Vic jatuh lagi. Tapi, ia mencoba menahan tangisnya.

“Lee Jin Ki?” ucap Nichkhun tanpa suara. Sepertinya ia kenal pada nama itu.

“Usap airmatamu. Nanti Eunhyuk bertanya lagi” Nichkhun menyerahkan sapu tangan dari balik jas semi-formal yang ia kenakan. Ia coba menepis semua pemikirannya terhadap beberapa nama Lee Jin Ki yang ia kenal dan sekarang berputar dipikirannya.

Eomma, ayo pulang. Aku capek” ajak Krystal menggoyang-goyangkan tangan Vic.

“Sudah jam setengah lima” Vic melirik jam tangannya. “Ayo kita pulang. Bangunkan adikmu” Vic bangkit dari duduknya.

“Tidak usah” larang Nichkhun. “Biar ku gendong. Aku akan antar kalian pulang”

“Ahh, gomawo24, Nichkhun-i. Tidak usah. Merepotkanmu saja” tolak Vic halus.

Anniyo. It’s Ok! Sekalian biar aku tahu alamat rumahmu” Nichkhun menghampiri Eunhyuk yang tertidur di kursi panjang. “Na, dul, set25” huup! Nichkhun dengan sigap menggendong Eunhyuk “Ahh, anakmu berat sekali. Eommanya sangat pandai mengurus anak” puji Nichkhun mengusap punggung Eunhyuk. Vic hanya tersenyum mendengarnya. Setelah mengunci pintu warung dengan baik, Vic terdiam melihat Nichkhun yang meletakkan Eunhyuk dengan baik di belakang tempat duduk supir.

“Tidak mungkin aku menyukainya lagi” desah Vic pelan. “Aku tidak akan mengkhianati suamiku”

“Vic, ayo. Biar tidak kemalaman” seru Nichkhun di belakang kemudi.

Setelah menepis semua perasaan anehnya, Vic pun menuju mobil Nichkhun.

“Wah, kau benar-benar mapan sekarang. Tidak diantar jemput lagi” ejek Vic sambil tertawa pelan.

“Aku bukan anak presiden lagi sekarang. Aku juga sudah bekerja. Tak perlu diantar jemput lagi. hehehe” ujarnya bangga. Seolah itu adalah penghargaan tertinggi baginya. Tapi, memang sebuah kebanggaan. Selama menjabat sebagai presiden Korea Selatan, ayah Nichkhun selalu mendapat respon yang baik dari rakyat. Bahkan hingga akhir masa jabatannya beliau dielu-elukan rakyat. Karena usia, beliau tidak mencalonkan diri kembali sebagai calon presiden.

Vic yang mendengar itu hanya tertawa. Mobil pun di nyalakan dan siap membelah jalanan padat Korea di sore hari.

***

“Itu rumahku” tunjuk Vic. Nichkhun memperhatikan dengan seksama.

“Yang itu?” Tanya Nichkhun menunjuk salah rumah. Ia malah menunjuk rumah Seulong dan Jinwoon.

Anniyo, ahjussi. Itu rumah Seulong oppa” kata Krystal. “Yang di tengah” tunjuk Krystal.

“Seulong oppa? Apa dia kekasihmu?” goda Nichkhun pada Krystal.

“Bukan. Aku tidak suka padanya. Dia itu genit” rajuk Krystal. Vic yang melihat itu hanya tersenyum. “Ayo kita turun, eomma. Uhm, jeongmal kamsahamnida, ahjussi. Main ke sini, ya lain waktu” tawar Krystal.

“Kalau eommamu memperbolehkan, ahjussi tiap hari akan ke sini” ujarnya sambil melirik pada Vic.

“Sini Eunhyuk. Biar kugendong sampai dalam. Gomawo atas tumpangannya” ucap Vic sembari membungkukkan badannya.

“Anggap saja ini pertolongan yang tak sempat aku berikan padamu” Nichkhun berjalan masuk ke mobilnya. Setelah melambaikan tangan, mobil itu pun menghilang dari pandangan Vic dan Krystal.

***

Nichkhun’s POV

“Dia tidak berubah. Meski sudah memilik anak, dia tetap cantik seperti dahulu” Nichkhun melihat Vic berjalan menuju rumahnya dari spion.

“Maaf Vic, aku tidak bisa bersamamu di saat kau sedih” desahnya dalam hati. Tanpa Vic sadari, Nichkhun pun menyukainya. Nichkhun saat itu tidak berani mngutarakan perasaannya pada Vic karena Vic tidak menunjukkan respon yang berlebihan terhadap dirinya. Kalaupun Nichkhun mengungkapkan itu pada Vic dan Vic menolaknya, sudah pasti hubungan pertemanan mereka akan kacau. Nichkhun tak ingin itu semua terjadi. Lebih baik bisa dekat dengan Vic tanpa ada hubungan special daripada jauh seperti tidak mengenal satu sama lain. Di lain sisi, Nichkhun pun tidak tahu kalau Vic juga menyukainya. Namun, gossip pertunangan Nichkhun dengan putri keturunan Kerajaan Korea yang sengaja dibuat pihak kepresidenan membuat Vic tidak berani mendekati Nichkhun. Itu semua dibuat oleh pihak kepresidenan agar Nichkhun tidak didekati oleh gadis-gadis “nakal” yang hanya menginginkan harta keluarganya dan menjatuhkan martabat keluarga sang anak presiden.

***

“Kau menikah dengan ahjussi yang tadi saja eomma. Dia baik padaku dan Eunhyuk” ujar Krystal dengan polosnya. Vic jelas terkejut mendengar pernyataan anaknya itu.

“Apa maksudmu, Krys?” tanya Vic sambil membelai rambut anaknya. “Memang kau mengerti pernikahan? Pernikahan itu tidak semudah yang dibayangkan” jelas Vic.

“Aku ini sudah dewasa eomma. Jangan menganggapku sebagai anak kecil lagi” sungut Krystal memonyongkan bibirnya. Vic memegang bibir kecil itu gemas. “Kalau dia jahat, dia takkan mengantarku pulang”

“Lalu appa. Mau kau kemanakan?” tanya Vic dengan nada penasaran. Penasaran jawaban bijak apa yang akan Krystal berikan.

“Aku letakkan appa di sini” ujarnya seraya menujuk jantungnya. “Appa akan abadi di jantungku, jantung eomma, dan jantung Eunhyuk” Vic spontan terkejut mendengar jawaban anaknya yang masih berusia 5 tahun. Lagi-lagi dia menahan tangis. Tak tega melihat Krystal dewasa sebelum waktunya hanya karena tak bisa merasakan kasih sayang seorang appa yang tentunya sangat dia butuhkan.

“Ayo tidur. Sudah malam” Vic mengganti topic pembicaraannya ketika melihat Krystal menguap.

Kaja26” ajak Krystal. Dia sudah lupa apa yang barusan dia katakan.

***

Victoria’s POV

“Menikah dengannya? Yang benar saja” Vic memikirkan perkataan anaknya, Krystal. Ia memerhatikan wajah tenang Krystal dan Eunhyuk yang masih tidur dengannya. Dibelainya wajah yang amat ia sayangi itu. Vic menangis.

Yeobo, bagaimana ini? Sepertinya aku menyukai pria itu lagi. Padahal aku berjanji takkan mengingatnya demi mu. Yeobo, aku sangat bingung saat ini. Seandainya ada kau disini, pasti perasaanku tetap padamu” racau Vic dalam hati. Seakan frustasi, dia mengingat tragedi yang merenggut nyawa suaminya. Terkenang kisah 3 tahun yang lalu. . .

“Apa benar ini rumah keluarga Lee? Apa aku bisa bicara dengan nyonya Victoria Lee?” tanya seseorang tidak dikenal lewat telepon. Seakan mimpi, setelah mendengar pernyataan orang itu, Vic berlari keluar rumah menerobos dinginnya malam. Suaminya kecelakaan. Korban tabrak lari. Dan sekarang kritis. Ucapan itu selalu terngiang ditelinga Vic sepanjang jalan menuju rumah sakit. Rasanya dia akan gila. Sangat cemas, sangat takut. Depresi.

Maaf aku tidak bisa bersamamu. Besarkan kedua anak kita dengan baik”

“Kau bisa bertahan sayang. Kau pria yang kuat”

“Maafkan aku” tangan Jin Ki terkulai lemas. Jatuh ke kasur tempatnya berbaring.

“Yeobo~ Jangan tinggalkan aku sendiri. Kita harus membesarkan Krystal dan calon anak kita. Yeobo! Kau harus sadar! Harus!”

Eomma, bangun. Ini sudah pagi” Vic tersentak dari mimpinya. “Waeyo eomma? Keringatmu banyak sekali?” tanya Krystal melihat eommanya bangun terengah-engah.

“Hanya mimpi” desah Vic. Ia mengalihkan pandangan pada Krystal. “Eomma baik-baik saja, Krys. Ayo kita siap-siap”

***

Morning, ahjumma. Kuperhatikan, pria itu menjemputmu tiap pagi tiga bulan belakangan ini. Dia kekasihmu, kan?” goda Seulong yang kebetulan pagi itu berpapasan dengan Vic ketika mereka akan pergi ke warung tiap pagi seperti biasanya.

“Apa maksudmu? Dia itu temanku. Teman baikku sejak SMA” elak Vic.

“Tapi, kau menyukainya, kan? Ayo ngaku! Mataku ini tak bisa dibohongi” desak Seulong diringi tawa Jinwoon.

Ne, oppa. Aku sudah pernah lihat foto eomma dengan ahjussi itu. Sangat mesra” terang Krystal dengan mimik muka yang dibuat-buat.

“Ahh, kau imut sekali, Krystal” seru Seulong mencubit pipi chubby Krystal. Krystal manyun. Melihat itu, Seulong tambah senang menggodanya.

Annyeonghaseyo” Nichkhun menghampiri mereka.

Annyeonghaseyo” Seulong dan Jinwoon mengucapkan salam dengan sopan.

Kaja, Krystal. Nanti kau terlambat” seru Nichkhun sambil meraih tangan Krystal. “Kami duluan, ya” pamitnya.

“Pria itu baik juga. Kusarankan, kau menikah saja dengannya” ucap Seulong serius ketika Nichkhun sudah menjauh dari mereka. “Kaja, Jinwoon. Nanti kita tidak bisa mengganggu cewek sebelum tiba di sekolah. Ingat pesanku, ahjumma” Seulong pun berlalu dari hadapan Vic, yang dipenuhi pikiran perkataan Seulong barusan.

***

“Sabtu ini ada acara?” tanya Nichkhun dari balik kemudi mobil.

“Tidak. Biasanya kami menghabiskan hari dengan menonton tv” jawab Vic. “Apa yang akan kau lakukan?” Vic mencoba menerka-nerka apa yang Nichkhun lakukan.

“Kalau begitu kita ke Lotte World, yuk! Kita belum pernah keluar bersama sejak kita bertemu lagi” ajak Nichkhun.

Mwo27?!” seru Vic.

Waeyo, eomma?” tanya Krystal berdiri dari duduknya.

Ahjussi ingin mengajak kalian jalan-jalan ke Lotte World Sabtu ini. Mau?” tawar Nichkhun pada Krystal.

“Ke Lotte World? Aku mau!” seru Eunhyuk antusias. “Kita jarang sekali ke sana. Paling saat chuseok atau saat noona atau aku berulang tahun”

“Kalau aku terserah eomma saja” jawab Krystal ketika Nichkhun melihatnya.

“Bagaimana, eomma? Apa kau mau?” canda Nichkhun memanggilnya eomma.

“Ya sudahlah” putus Vic.

***

Sabtu jam setengah sebelas siang, Nichkhun menjemput Vic dan anak-anaknya di warung sarapan.

“Sudah siap?” tanya Nichkhun pada Eunhyuk dan Krystal.

“Siap, ahjussi!” seru keduanya bersemangat. Vic hanya tersenyum melihat itu. Mukanya tidak terlalu cerah.

“Kau kenapa? Wajahmu aneh. Senyum dong” canda Nichkhun menyenggol tangan Vic.

Vic pun tersenyum, senyum yang sangat dipaksakan, dan Nichkhun merasakan itu.

“Nanti aku akan ajak kau ke suatu tempat” ujar Nichkhun misterius.

“Kemana?” tanya Vic menoleh pada Nichkhun. Ia merasakan suasana yang berbeda saat Nichkhun berbicara barusan.

“Lihat saja nanti. Sekarang kau tersenyum dulu, ya. Anak-anakmu sudah sangat ceria. Kau tidak mau mengubah mood mereka, kan?”

***

Tepat jam dua belas mereka sampai di Lotte World. Setelah membeli tiket masuk, mereka memutuskan makan siang dulu sebelum berkeliling. Sangat banyak wahan di sana yang bisa membuat anak seusia Eunhyuk tertawa riang. Begitupun Krystal. Mereka serasa baru sekali berkunjung ke sana. Berbagai wahana itu pula membuat Vic tertawa gembira. Melupakan rasa gelisahnya beberapa hari ini. Ia takut jatuh cinta lagi pada teman lamanya ini. Ia takut melupakan suaminya. Ia takut, ia takut semua itu terjadi.

Nichkhun ingin mengajak Vic mencoba Gyro Drop, wahana yang berupa tower setinggi 200 meter berisi kursi-kursi bergantungan. Namun tidak mungkin. Masa mereka harus meninggalkan Krystal dan Eunhyuk begitu saja. Akhirnya, mereka naik World Monorail, yang berjalan mengelilingi Lotte World. Setelah itu, mereka mencoba Ice Ring, salah satu tempat bermain skating. Sangat lucu. Nichkhun harus menggendong Eunhyuk selama ber-skate-ria. Karena, pihak Lotte World tidak mempunyai sepatu skate ukuran Eunhyuk. Hanya sebentar mereka di ice ring. Vic yang tidak tega melihat Nichkhun kecapekan menggendong Eunhyuk. Ia pun mengajak Nichkhun ke Camelot Carrousel, arena bermain anak-anak berupa komidi putar yang lebih cocok untuk seusia Eunhyuk dan Krystal.

Sudah jam lima sore. Berarti, sudah lima jam mereka mengelilingi Lotte World ini. Eunhhyuk dan Krystal tampaknya sangat lelah sehingga tertidur. Vic menggendong Eunhyuk dan Nichkhun menggendong Krystal. Mereka terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia sore itu.

Nichkhun tiba-tiba memperlihatkan tangan kirinya pada Vic.

Waeyo?” tanya Victoria tak mengerti. Apa maksudnya Nichkhun memperlihatkan tangan kirinya pada Vic?

“Kau tau kenapa aku belum menikah” pertanyaan Nichkhun sangat mengejutkan Vic.

Waeyo? Kenapa kau sangat aneh hari ini?” Vic mencoba mengganti topik pembicaraan mereka. Rasa canggung meliputi perasaan mereka masing-masing, khususnya perasaan Vic.

“Sudahlah. Lupakan saja pertanyaanku barusan. Ada tempat yang masih harus kita kunjungi” ucap Nichkhun lagi.

Nichkhun hari ini sangat aneh. Namun, Vic hanya mengikuti langkah Nichkhun menuju mobilnya.

***

Krystal dan Eunhyuk terlelap dikursi belakang. Wajah mereka sangat polos. Mobil Nichkhun melintas kencang di sepanjang jalan utama Seoul. Vic merasa hapal dengan rute yang dilalui oleh mobil yang ditumpanginya. Ya. Tidak salah lagi. Rute ini adalah rute menuju . . .

Mobil Nichkhun berjalan pelan melewati sebuah gerbang besar. Gerbang yang sudah sangat berteman baik dengan benak dan pikiran Vic. Vic tertegun. Tak percaya. Ia menoleh pada Nichkhun. Hanya diam. Tapi, tatapannya meminta penjelasan. Mengapa Nichkhun tau tempat ini? Dari siapa dia tau tempat ini? Apa yang mau dia lakukan di tempat ini? Beribu pertanyaan terselip dibenak Vic. Tapi, hanya tiga pertanyaan ini yang akan ia lontarkan nanti, yang terpikir saat itu juga.

Mobil Nichkhun berhenti di bawah pohon maple tua. Ia menghembus nafasnya pelan. Membuka pintunya. Berjalan melewati depan mobil, lalu membuka pintu untuk Vic.

“Mengapa kau tau tempat ini?” tanya Vic nyaris tanpa suara. Ia berusaha tenang. Dia tidak mungkin meneriakkan kegalauan hatinya karena anaknya terlelap di belakang. Wajah polos itu yang membuatnya tenang. Terlampau tenang. Bahkan untuk tahun-tahun teramat sulit yang telah ia lewati tanpa suaminya.

“Turun dan ikut aku” suara Nichkhun sama tertahannya. Malah terdengar seperti mencicit.

Vic keluar dari mobil, dan menutup pelan pintu tempat duduknya. Nichkhun menggenggam erat tangannya. Menuntunnya ke sebuah tempat, yang hanya akan membuatnya menangis. Ya. Makam suaminya.

Nichkhun dan Vic duduk bersebelahan di depan makam Jin Ki, suami Vic. Seperti biasanya, Vic membersihkan makam suaminya itu dari tanaman liar. Menundukkan kepala seraya berdo’a. Do’a yang sudah sering ia kirimkan untuk suaminya tercinta.

“Dia anak teman ayahku” Nichkhun membuka pembicaraan. Lagi-lagi Vic terkejut. Sangat tidak menyangka. Nichkhun mengenal suaminya.

“Ternyata gadis desa yang dia maksud saat itu adalah kau. Kalau aku tau kau yang akan menikah dengannya, akan aku tinggalkan pertemuan bisnisku saat itu dan lebih memilih menghadiri pesta pernikahan kalian” ucap Nichkhun tertunduk, tapi Vic sudah terisak pelan. Sangat pelan. Yang tampak hanya bahunya yang terguncang. Nichkhun menyentuh bahu itu. Ia juga menangis. Namun, dalam hati.

“Aku tidak sengaja bertemu dengan ibunya tiga minggu yang lalu. Aku baru tau saat itu juga kalau Lee Jin Ki yang kau maksud adalah orang yang kukenal” jelas Nichkhun tertahan. “Maafkan juga aku tidak menghadiri pemakamannya. Saat itu aku ke Thailand” Nichkhun memeluk tubuh lemah Vic. Tangis Vic semakin menjadi. Nichkhun mengusap lembut punggung Vic.

“Sudahlah, khunnie. Aku tak sanggup lagi” ucap Vic terbata disela tangisnya. “Aku sudah mencoba bertahan hidup tanpanya. Lihat! Aku berhasil. Jangan ingatkan aku kisah itu lagi. Aku tak sanggup” lanjutnya. “Mengatakan Jin Ki adalah temanmu hanya mengingatkanku padanya. Kenangan kami. Kebaikannya. Juga pada malam saat dia meninggalkanku”

Nichkhun terdiam cukup lama. Ia memikirkan sesuatu. Mungkin ini akan mengguncang hati Victoria. Namun, inilah yang harus dia lakukan untuk membantu teman lamanya, Jin Ki. Melindungi Vic dan kedua anaknya. Nichkhun pun bersimpuh di depan Vic yang tertunduk. Sepertinya dia tak menangis lagi. Namun jelas terlihat kalau hatinya masih berkecamuk. Vic selalu kacau jika mengunjungi makam suaminya.

Nichkhun merogoh kantong blazernya. Mengeluarkan kotak putih cukup berkilauan. “Aku sengaja mengajakmu ke sini karena ingin meminta izin pada Jin Ki” Nichkhun membuka suara memecah kesunyian sore itu. Vic mendongakkan kepalanya sedikit melihat apa yang tengah Nichkhun lakukan.

nalang gyeolhonhae jullae?28” tanya Nichkhun membuat Vic terkejut. Ia tak menyangka kalau Nichkhun akan mengucapkan itu padanya. Di depan makam suaminya sendiri!

dangsin-eun mueos-eul uiminikka?29” tanya Vic seolah-olah tak mengerti apa yang Nichkhun katakan barusan.

“Memang aku kurang sopan mengucapkan hal ini di sini. Tapi, aku ingin Jin Ki tau. Aku ingin melindungi Krystal, Eunhyuk dan dirimu. Aku juga ingin Jin Ki tau, aku mencintaimu sama seperti dirinya. Aku juga mau minta izin padanya, untuk menggantikan posisinya, dihatimu” jelas Nichkhun tertahan. Ia takut Vic marah besar ketika ia mengutarakan perasaannya di makam suaminya sendiri. Itu adalah suatu yang menyakitkan bukan?

“Tak ada yang bisa menggantikan posisi Jin Ki dihatiku” jawab Vic dingin. Sebenarnya ia tak ingin mengatakan itu. Saat ini, sangat ini ia menjawab I do30 dan memeluk Nichkhun. Namun, bagaimana mungkin dia menuturkan itu semua di sini.

“Termasuk diriku?” tanya Nichkhun penasaran. Vic diam saja. Setelah 30 menit mereka saling diam satu sama lain, Nichkhun pun memutuskan untuk mengantar Vic dan kedua anaknya pulang. Sepanjang perjalanan, kesunyian meliputi seluruh kondisi mobil Nichkhun. Hanya mesin mobil dan pendingin mobil yang terdengar berisik.

***

Nichkhun melirik jam tangannya. Pukul enam tepat. Ia mengetuk ragu pintu rumah Victoria. Tak ada yang menjawab. Ia putuskan berdiri saja di depan rumah Vic hingga Vic keluar dengan sendirinya. Toh, dia akan ke warung sarapn bukan?

Annyeonghaseyo, ahjussi” suara seseorang mengagetkan Nichkhun yang berdiri di tiang depan rumah Vic dengan posisi tangan dimasukkan ke kantong celana sambil menundukkan kepalanya.

“Ahh, Seulong. Annyeonghaseyo” balas Nichkhun ramah.

“Mengapa kau berdiri di sini? Bukannya kau pergi bersama Vic ahjumma?” tanya Seulong langsung. Pergi dengan Vic?

“Maksudmu?” tanya Nichkhun heran. “Aku mencarinya ke sini. Dari tadi pintunya ku ketuk, tak ada yang keluar rumah”

“Ahh, tadi, pagi-pagi sekali dia pamit padaku pergi. Aku tanya pergi sama siapa. Dia jawab pergi bersamamu. Kalau dia mau pulang kampung ke Pusan, biasanya aku dan Jinwoon mengantarnya sampai ke stasiun. Karena aku dengar kau yang mengantarnya, aku biarkan saja dia pergi sendiri. Kan ada kau” jawab Seulong sambil menyenggol perut Nichkhun.

Nichkun melihat jam tangannya. Pukul 6.20. “Jam berapa kereta ke Pusan kalau pagi-pagi begini?” tanya Nichkhun panik. Lalu menarik tangan Seulong.

“Jam tujuh. Kau kenapa ahjussi?” tanya Seulong ikut-ikutan panik ketika Nichkhun menarik tangannya.

“Temani aku ke stasiun sekarang juga” perintah Nichkhun cepat”

***

Setelah berteriak memanggil Jinwoon dan melewati jalanan Seoul dengan sadis, mobil Nichkhun pun tiba di Seoul Station. Ia dengan terengah-engah, ia membaca secara detail kedatangan dan keberangkatan kereta ke Pusan. Sudah pukul tujuh kurang dua belas menit.

“Ikuti aku, ahjussi” tiba-tiba Seulong menarik tangan Nichkhun. Ia sudah sering mengantar Vic ke stasiun kereta api. Tentu saja dia tau peron kereta api yang akan berangkat menuju Pusan.

Setelah berkeliling mencari Vic dari luar kereta, Nichkhun mendapa sosok wanita yang ia kenal. Ya! Itu Vic! Dia menggendong Eunhyuk meggandeng tangan Krystal. Hey! Dia tidak menuju pintu masuk kereta api. Tapi, dia duduk di bangku tunggu penumpang yang mulai sepi. Dengan perlahan Nichkhun mendekatinya.

Nalang gyeolhonhae jullae?” bisik Nichkhun perlahan dari belakang Vic.

Ahjussi” pekik Eunhyuk senang. Vic membalikkan kepalanya tak percaya.

“Ayo sini, Eunhyuk. Biar hyung31 gendong” Jinwoon mengambil Eunhyuk dari gendongan Vic. Vic berdiri dengan perlahan. Berjalan pelan menuju Nichkhun. Nichkhun pun begitu. Tiba-tiba, Vic memeluk Nichkhun dengan tangis. Dibalasnya dekapan itu dengan lembut. Tak mau menyakiti.

I do, khunnie” jawabnya disela tangisnya sambil tersenyum tipis. “I do” ulangnya lagi.

Nichkhun mempererat dekapannya. Mencium rambut Vic dengan lembut. Setelah beberapa detik dramatisasi itu berakhir ketika Krystal memukul kaki Nichkhun.

“Hey, hey kalian. Bikin malu saja” ucap Krystal diikuti tawa Seulong dan semua yang ada di sana.

Nalang gyeolhonhae jullae, Krystal?” tanya Seulong menggoda Krystal. Ia sangat senang mengganggu Krystal. Seulong tidak habis pikir. Anak sekecil ini, namun mempunyai perkataan yang luar biasa.

“Apa maumu? Pergi sana. Nikahi kakak wanita yang sering kau ganggu” ucap Krystal ketus. Namun, Seulong tambah senang menggida Krystal. Ia mengagumi sosok anak kecil ini.

Di tengah tawa mereka, Nichkhun bertanya penasaran “Mengapa kau menerimaku?”

Ya32! Kemaren Jin Ki datang ke mimpiku. Dia marah karena aku tak menerimamu. Katanya, kau lah yang tepat menggantikannya melindungiku” jelas Vic pelan. Nichkhun hanya tersenyum lalu mendekap Vic penuh cinta menuju mobilnya diringi tawa Seulong dan Jinwoon yang menggendong Eunhyuk karena omelan Krystal terhadap Seulong.

DO NOT REPLYING OR TAKE OUT!!

Tinggalkan komentar